Rabu, 24 November 2010

LSM Asing

LSM Asing Masih Bantu Sumbar
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mencatat sebanyak 211 lembaga Internasional, 20 diantaranya badan SAR dunia, memberikan bantuan tanggap darurat bagi Sumatra Barat pasca bencana gempa 7,9 SR pada 30 September 2009. Saat bencana, PBB dengan cepat menugaskan tim emergency untuk membagikan bahan bantuan dalam mendukung usaha-usaha yang di lakukan pemerintah Indonesia.
Hal itu disampaikan Wakil Koordinat Kemanusiaan PBB, Coco Ushiyama, dalam sambutan pihak PBB (United Nation). Puncak acara di gelar di Istana Gum/bernur sumbar dalam bentuk seminar Internasional dan pengukuhan forum Pengurangan Resiko Bencana (PRB) Sumbar, dihadiri duta besar Australia, Amerika Serikat, Norwegia, dan Jepang serta LSM Internasional
Acara ini untuk mengenang bencana gempa 7,9 SR diikuti tanah longsor yang menyebabkan 1.195 korban meninggal dunia dan kerugian materil mencapai Rp.21 Triliun lebih. “Berbagai upaya dilakukan bersama di Sumbar secara teru menerus pasca gempa telah berdampak tidak ada korban bencana ini yang meninggal karena kelaparan, penyakit, cidera” kata Ushiyama. Keberhasilan itu, menurut tidak lepas dari bantuan komunitas.
Kemanusiaan Internasional
Ia menyebutkan besarnya jumlah lembaga Internasional yang membantu Sumbar melalui kemitraan yang dijalin menjadi peran sangat penting untuk mencapai respon kemanusiaan yang efektif dan efisien. Ushiyama menjelaskan, di bentuk 11 kordinasi antar kelompok (klaster) Internasional membantu Sumbar pada Oktober-November 2009. Pada tahap pemulihan Sumbar, PBB mencatat 75 lembaga Internasional terus bekerja di Sumbar hingga Maret 2010, dan 54 di antaranya masih bekerja hingga saat ini di bidang rehabilitas dan rekonstruksi.
“PBB terus bekerja sama dengan pihak Indonesia untuk memastikan kepemilikan dan keefektifan dalam pemulihan Sumbar pasca gempa kata Coco Ushiyama. Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, mengucapkan terima kasih atas bantuan para pihak, baik dalam maupun luar negeri, yang membantu Sumbar dalam tahap tanggap darurat dan pemulihan serta rehabilitas dan rekonstruksi.  

Masalah yang tidak ada habis

Solusi hijau pada kemacetan
Malam yang sudah larut tak mempengaruhi pada kemacetan di Jakarta. Dan masih terjadi di beberapa titik . Hujan yg deras dan drainasi kota yang buruk menjadi penyebab kemacetan yang tidak kunjung habis. Populasi ibukota yang padat pertumbuhan kendaraan yang tinggi  dan membutuhkan solusi yang menyeluruh
Macet tidak hanya merugikan secara ekonomi,social, juga lingkungan. Jakarta di penuhi sekitar 6,7 juta kendaraan bermotor dengan penambahan harinya sekitar 1.170 per unit. Dengan perkiraan per unitnya membuang 121-225 gram CO2 dan jumlah nya sangat fantastis
Fungsi lahan
            Selain penambahan angkutan umum, baik Trans-Jakarta maupun mass rapid transit (MRT) yang rencananya beroprasi pada tahun 2012. Penambahan jalan tanpampenambahan sarana transportasi missal dan perbaikan tata ruang hanya mencetus kemacetan baru. Upaya tersebut harus di ikuti dengan langkah perubahan penggunaan lahan. Langkah ini akan mendorong kepemilikan mobil pribadi, namun bukan dengan cara paksaan, melainkan dengan sendirinya.
Perubahan yang di maksud adalah membuat kawasan hunian di dekat kawasan bisnis atau di sebut land use mix. Cara ini di katakan telah si lakukan di seluruh Korea Selatan, dan berhasil mengurangi kendaraa pribadi karena jarak tempuh yang jauh lebih dekat . cara ini ,merupakan kerja besar dan akan mempengaruhi kondusi social 
Pedestrian
            Agar lebih maksimalkan kota yang hijau , dalam land use mix sangat penting di buatnya fasilitas untuk mendorong sarana transportasi tanpa emisi, yakni jalur sepeda. Dengan jalur ini warga semakin tergerak meninggalkan kendaraan bermotor . fasilitas pejalan kaki itu sebenarnya paling penting karena naik kendaraan apa pun , nantinya butuh jalan kaki. Jadi, jalur pedestrian itu seperti sarana perekat. Negara-negara maju sudah membuktikan , dengan fasilitas pedestrian yang aman dan saling terhubung ke berbagai moda transportasi, orang akan mudah menggunakannya, terutam transportasi massal.     

Selasa, 02 November 2010

kehidupan


KEHIDUPAN
Winfaidah di Tengah Hiruk Pikuk MDGs
Hampir dengan bersamaan dengan sidang tahunan Majelis Umum PBB yang membahas 10 tahun Tujuan Pembangunan Milenium atau MDGs, penganiayaan keji pemerkosaan terhadap Winfaidah, pekerja rumah tangga migrant, terkuak.
Hasul infestigasi Migrant Care, Perhimpunan Indonesia untuk Buruh Migran berdaulat, menemukan, Winfaidah (26) di berangkatkan ke Malaysia pada masa dimana Indonesia menyatakan penghentian pengiriman buruh untuk sementara sejak 26 Juni 2009. Dan indikasi bahwa Ibu dan anak-anak untuk perdangangan orang.
Keterkaitan
Pada Oktober 2009, Winfaidah diproses dan di berangkatkan ke Singapore sebagai tenaga kerja. Tetapi dipulangkan ke Batam karena tidak lolos Bahasa Inggris. Pada Febuari 2010, Winfaidah kembali di pekerjakan di Penang tetapi dianiaya oleh majikannnya di perkosa dan di aniaya dan tanggal 13 September, ditemukan dipinggir jalan dekat Taman Nibong Tebal setelah dibuang oleh majikannya dan tercatat sebesar 6.845 TKI ditahan Dipenjara Karang karena berbagai sebab

Pangan

MENJAGA KEARIFAN LOKAL

Jumlah penduduk yang terus bertambah dan perubahan iklim yang gejalanya sudah menampakkan diri menyebabkan pemerintah berupaya lebih bersungguh-sungguh dalam menganekaragamkan pangan
Meskipun sasarannya adalah penurunan permintaan terhadap bahan pangan utama sumber karbohidrat, yaiutu beras, tetapi penganekaragaman pangan juga didorong untuk meningkatkan konsumsi bahan pangan lain di luar beras dan sumber karbohidrat. Hasil akhirnya, selain menurunkan konsumsi beras, pangan yang beraneka juga lebih baik lagi untuk kesehatan, pertumbuhan, dan tingkat kecerdasan.
Seketaris dewan ketahanan pangan Ahmad Suryana mengatakan promosi bahan pangan dilakukan dalam berbagai jalur selain di SD, dan PKK dan perempuan tani. Selain itu terhimpun kira-kira di 2000 desa tahun ini. Pemanfaatan lahan pekarangan kembali di galakkan untuk aneka tanaman pendamping pangan sumber karbohidrat dan nonberas. Pengusaha UKM makanan terutama yang berbahan tepung.
Menurut aktivis perempuan, pendekatan melalui oraganisasi PKK dan perempuan tani sangat bermanfaat tetapi tidak ada seseorang yang member arah tujuan organisasi tersebut secara tepat sehingga organisasi tersebut mudah mati.
Seorang aktivis mengingatkan agar pengalaman masa lalu dengan kelompok PKK dan perempuan lain tidak terulang. Selain program yang seragam dan terkontrol dari pusat.

KEARIFAN LOKAL
Program ini, demikian Ahmad Suryana juga masyarakat kembali memanfaatkan kearifan lokal. Dalam pangan banyak bukti menunjukkan perempuan menjaga dan memelihara berbagai tanaman dan biji-bijian lokal melalui pekarangan, selain bercocok tanam dilahan pertanian utama

Sabtu, 09 Oktober 2010

ILMU SOSIAL DASAR

MASALAH SOSIAL DI KALANGAN REMAJA MASA KINI

Masalah Sosial di Kalangan Remaja Kini Makin Meruncing

Pengenalan
Berbagai ragam krisis akhlak dan moral kini terus menular, merebak dan mewabak dalam masyarakat kita khasnya di kalangan remaja. Daripada kes bosia, hamil luar nikah yang diikuti dengan pembuangan zuriat di dalam tong sampah, penderaan, gengsterisme dan vandalisme, rogol, sumbang mahram, ketagihan dadah, hinggalah kepada mat rempit.
Pelbagai kes jenayah berlaku turut melibatkan kes Juvana. Dalam tahun 1995 ,1,895 kes melibatkan Juvana. Daripada jumlah itu 406 kes curi kenderaan atau (21.42 peratus), lain-lain kecurian 451 kes (23.80%), pecah rumah malam hari 324 kes (17.10%), curi dalam bangunan/orang gaji 277 kes (14.62%), mendatangkan kecederaan 154 kes (8.13%), pecah rumah siang hari 148 kes (7.81%), rogol 70 kes (3.70%) dan samun 58 kes (3.06%). Perangkaan-perangkaan yang menggerunkan ini menyerlahkan kepada kita betapa seriusnya krisis akhlak yang melanda remaja di negara kita ketika ini.

Ternyata bahawa pendidikan moral kita dengan enam belas nilai teras, pendidikan sivik, pendidikan Islam, pendidikan jarak jauh dan sebagainya; masih jauh untuk dapat menangani kegawatan dan kemerosotan dalam bidang ini. Faktor-faktor tertentu seperti mencari kepuasan nafsu, ingin membebaskan diri dari kemiskinan,kongsi gelap, dadah, bertelingkah dengan ibu bapa , gagal dalam peperiksaan , bosan duduk di rumah, trauma akibat perbuatan seks dan sebagainya rupa-rupanya lebih berpengaruh dari asuhan institusi pendidikan yang sedia ada.

Perkembangan akhlak seseorang boleh dibahagikan kepad tiga tahap :a) Tahap awal kanak-kanak
b) Tahap pertengahan dan akhir kanak-kanak
c) Tahap baligh dan remaja

Peringkat pertama

Dalam peringkat ini kanak-kanak mula membentuk keyakinan kepada persekitarannya. Proses ini amat bergantung kepada belaian ibu yang berterusan di mana ibu memenuhi keperluan emosi dan fisiologinya. Hubungan ibu dan anak dalam peringkat ini perlulah dijaga dan perkukuhkan sehingga kanak-kanak mempunyai keyakinan kepada lingkungan dan alam sekitarnya. Anak-anak yang tidak memperolehi perhatian serta kasih sayang ibu dalam tahap ini perkembangan emosional dan fizikalnya mungkin akan terbantut. Anak tersebut kelihatan lebih kecil dari umurnya yang sebenar.

Dalam peringkat 18 bulan hingga 3 tahun kanak-kanak mula beralih daripada bersandarkan kepada ibu semata-mata. Kanak-kanak mula membentuk keperibadiannya tersendiri, di mana ia bertarung untuk memastikan pilihannya sendiri. Dalam peringkat ini ibu wajar memberikan penuh perhatian. Kegagalan kanak-kanak tersebut dalam merealisasikan kemandiriannya menyebabkannya ia akan ragu terhadap dirinya serta kurang yakin dengan kemampuannya sekaligus mengakibatkan berkurangnya keyakinan kepada orang lain. Anak-anak akan bersifat malu dan merasa serba kekurangan.

Keupayaan anak-anak untuk mandiri serta merasakan kewujudan dirinya yang tersendiri cukup penting dalam peringkat ini. Dalam tahap inilah berkembangnya sifat-sifat personal seperti sayang, benci, ego serta kebebasan untuk mengungkap perasaan. Dalam peringkat umur 3 hingga 6 tahun kanak-kanak tersebut terus mengembangkan kemandirian dengan kegiatan yang lebih meluas; di mana mereka lebih aktif bergerak, mempunyai tahap prihatin yang lebih tinggi, banyak bertanya dan bercakap. Ibu bapa dan pengasuh wajar mengarahkan kanak-kanak dengan bijak agar mereka memperoleh kemahiran-kemahiran mengatur dan menyusun sesuatu sehingga kanak-kanak berjaya melaksanakannya. Layanan yang kasar serta kekerasan yang berlebihan boleh menjejaskan jiwa, mental dan fizikal kanak-kanak.

Ibu bapa tidak wajar menganggap kanak-kanak pada peringkat ini seperti orang tua dalam erti kata meletakkan tanggungjawab moral dan akhlak terhadap perbuatan dan reaksinya kerana kanak-kanak masih belum mampu membezakan dengan tepat dan memahami sesuatu. Mereka hendaklah dikasihi, diperlakukan secara lemah lembut dan sikap toleransi. Rasulullah S.A.W. sendiri pernah menunjukkan sifat-sifat yang demikian. Abu Qatabah meriwayatkan pada suatu hari Nabi keluar menemui kami. Beliau mendokong Umamah Abu 'Asr. Beliau bersembahyang sambil mendokong Umamah, apabila Baginda ruku', beliau meletakkan dan apabila ia bangun ia dukung semula Umamah. Hadis ini membayangkan betapa kasihnya Rasulullah kepada cucunya.Beliau tidak memperlakukannya sebagai manusia yang mengerti segala-galanya.Beliau membenarkan anak tersebut bersamanya ketika sembahyang walhal sembahyang itu adalah ibadah yang suci dalam Islam.

Peringkat pertengahan dan akhir kanak-kanak

Dalam peringkat ini kanak-kanak mula memperluas arena hubungan sosial dan pergaulannya dengan orang lain yang sekampung atau sesekolah atau juga rakan sebaya dengannya. Kanak-kanak mula menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru dalam hidupnya. Ia mula membezakan perbuatan dan jenis-jenis tindak tanduk yang disukai oleh orang lain atau sebaliknya. Ia gembira jika orang lain puas dengan perbuatannya. Sebaliknya ia kecewa, menyesal jika orang lain marah kepadanya. Ini adalah permulaannya yang betul bagi proses pembentukan akhlak yang luhur.

Perkembangan akhlak yang positif ini menyebabkan kanak-kanak selalu berusaha untuk menyelaraskan antara kehendak dirinya dengan kehendak orang lain. Antara kecenderungan dan motivasi dengan nilai agama, akhlak, tradisi, guru, peraturan dan undang-undang. Dalam peringkat ini terteralah kesedaran tentang tanggungjawab akhlak dalam diri kanak-kanak sehingga ia mencapai tahap perkembangan akhlak yang ke-3. Dalam peringkat ini ibu bapa dan guru perlu perihatin kepada kecendurangan ini dan amat perlu diarahkan secara yang bijaksana sehingga kanak-kanak dapat memperolehi model yang utama (role model) di samping mengembangkan kearah nilai-nilai kebaikan.

Peringkat yang ketiga iaitu peringkat baligh dan remaja
Perkembangan akhlak pada masa ini mula berakar dan mantap. Fizikal kanak-kanak mula berkembang dan membesar. Perkembangan ini diikuti oleh perkembangan sosioemosinya di mana anak tersebut mula memperolehi keperibadiannya yang unik. Ia mula merasakan 'sense of belonging' kepada kelompok yang lebih besar. Peringkat ini adalah peringkat yang amat komplikated (rumit) dan ia disertai oleh pengalaman-pengelaman baru serta peranan dan peluang-peluang yang baru. Menyerlahnya dorongan kejantinaan semakin merumitkan hubungannya dengan orang lain. Keupayaan fizikalnya semakin kukuh dan mencapah. Tanggungjawab persekolahan ikut bertambah, disiplin hidupnya mula terbentuk.

Kanak-kanak mula berubah menjadi manusia yang berupaya mengawal kehendak nalurinya. Ia mula menundukkan diri kepada contoh utama yang telah terserap jauh dalam batinnya. Ia menjadikan contoh utama tersebut sebagai kriteria dalam tingkah laku dan situasi yang bersifat moral. Ia akan beriltizam dengan saranan-saranan dan contoh yang ditunjukkan sama ada wujud dalam bentuk undang-undang, sistem, adat dan budaya sosial atau ketiadaannya.

Kesempurnaan perkembangan akhlak berkaitan dengan kesempurnaan perkembangan akal, kejiwaan dan sosial. Huzaifah meriwayatkan Rasulullah s.a.w bersabda : "Janganlah kalian menjadi pak turut. Kalian menyatakan kalau orang lain buat baik kalian buat baik. Kalau mereka jahat kalian buat jahat. Akan tetapi mantapkanlah pendirian kalian. Jika orang baik kalian wajar berbuat baik. Jika mereka melakukan kejahatan janganlah pula kalian melakukan."
Pembentukan Akhlak Remaja Islam
Pembentukan akhlak di dalam Islam dimulai dengan pengukuhan akidah melalui ikrar bahawa tidak ada Tuhan sebenarnya yang disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah. Bagi kanak-kanak yang baru lahir pendedahan ini dimula dengan azan dan iqamat. Dalam peringkat berikutnya kanak-kanak dilatih dengan budaya hidup beragama Islam oleh ibu bapanya . Apabila lidah anak-anak sudah boleh bertutur mereka dilatih menyebut nama Allah dan beberapa ayat ringkas seperti:

وَقُلْ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ وَلِيٌّ مِنْ الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًا(111)
Dan katakanlah: "Segala puji tertentu bagi Allah yang tiada mempunyai anak, dan tiada bagiNya sekutu dalam urusan kerajaanNya, dan tiada bagiNya penolong disebabkan sesuatu kelemahanNya; dan hendaklah engkau membesarkan serta memuliakanNya dengan bersungguh-sungguh!"

atau doa kepada ibu bapa:

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنْ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا(24)
dan lain-lain.

Pengungkapan syahadat sebagai suatu proses pembangunan akhlak bergandingan dengan tujuh syarat yang mustahak dipenuhi seperti mana yang disebutkan oleh Saikh Yusuf al-Badri:

a) Ilmu yang menafikan kejahilan
b) Kecintaan kepada Allah yang menafikan kecintaan kepada yang lainnya
c) Keyakinan yang menafikan keraguan
d) Penerimaan yang menafikan penolakan
e) Kepatuhan yang menidakkan keingkaran
f) Keikhlasan yang menafikan kesyirikan
g) Kejujuran yang menafikan sifat mendustakan
atau sekadar berlakon.

Pemantapan kalimah tauhid ini bermakna pendidikan membentuk pemikiran, perasaan serta penanaman nilai-nilai keimanan yang dinyatakan oleh Rasulullah sebagai 60 atau 70 lebih cabang dalam diri umat Islam. Sesungguhnya kesedaran manusia tentang kewujudan, kebesaran, kekuasaan dan keesaan Allah s.w.t. tentunya akan menimbulkan keperihatinan yang tinggi terhadap arahan-arahanNya.

Dalam konteks yang sama, perkara utama yang perlu dilakukan oleh seorang muslim ialah memastikan dirinya bersih dari kekufuran atau tanda-tanda kekufuran kepada Allah dan Rasulnya; iaitu samada menafikan perkara-perkara asas agama, atau melakukan perkara-perkara yang membatalkan syahadat. Kemudian, ia harus memastikan dirinya terlepas dari sifat-sifat kemunafikan, samada yang bersifat tanggapan mahupun yang bersifat amalan. Kemunafikan dalam tanggapan umpamanya, meyakini sesuatu yang bercanggah dengan hakikat Islam yang sebenar walhal lidahnya mengatakan ia menurut Islam yang sebenar. Kemunafikan dalam amalan ialah melakukan akhlak-akhlak orang yang munafik seperti tidak mematuhi janji, membiasakan diri dengan berdusta dan bersifat khianat. Ia hendaklah memastikan dirinya bersih daripada kefasikan atau penderhakaan kepada Allah. Tidak melakukan apa yang dilarang oleh Allah. Tidak menyalahi perintah Allah. Manusia muslim mesti menghindarkan diri dari segala kejahatan ; lahir dan batin.

Pembangunan akhlak bermula dengan perlaksanaan :
1- solat.
2- zakat dan infak.
3- puasa.
4- haji.
5- membaca al qur'an.
6- zikir.
7- memikirkan penciptaan allah.
8- mengingati mati dan memendekkan angan-angan.
9- muraqabah, muhasabah, mujahadah dan mu'atabah.
10- jihad, amal makruf dan nahi mungkar.
11- dedikasi dan bersifat tawadduk.
12- mengenali tipu daya syaitan terhadap manusia serta menangkis dan menutup laluannya.
13- mengenal jenis-jenis penyakit hati serta mengetahui cara-cara merawatnya.

Bagaimana Membangunkan Akhlak Umat Islam

Menurut Syaikh Abdul Rahman al Midani; akhlak manusia memang boleh berkembang dan boleh dibentuk dengan berbagai cara. Antara cara-cara tersebut ialah melalui:

a- Latihan Amali Dan Amalan-Amalan Menjernihkan Batin
Pendidikan akhlak tidak hanya melalui penjelasan mengenai nilai-nilai akhlak kepada masyarakat di mana mereka boleh memilih dan menghargai nilai-nilai tersebut tetapi juga pendidikan akhlak boleh dibuat berdasarkan latih tubi, perlaksanaan atau penghayatan yang berterusan umpamanya. Walaupun di peringkat awal ia dilaksanakan kerana arahan atau tekanan dari luar, namun lama kelamaan ia akan menjadi kebiasaan dan tabiat. Manusia sememangnya berupaya memperolehi akhlak atau sifat yang mulia melalui pendekatan ini. Rasulullah s.a.w. bersabda ( maksudnya ) :

"Suruhlah anak kalian bersembahyang ketika mereka berumur tujuh tahun dan pukullah mereka kerana meninggalkannya ketika umur mereka ( menjangkau ) sepuluh tahun.

Seandainya sembahyang boleh dibiasakan sejak dari kecil , maka puasa, zikir dan tilawatul Qur'an pun boleh diamalkan sejak dari kecil dan secara berterusan; sehingga menjadi amalan yang lazim dan budaya hidup. Amalan amalan ini pastinya lambat-laun akan menjadi adat atau kebiasaan seseorang.
BY : http://asnahhamid.blogspot.com/